[Manajemen ASIP] ASIP Selama Bekerja: Hitung dan Tabung!

ASI-nya lanjut, dong! Meskipun saya harus meninggalkan Daanish yang baru berumur 2 bulan 12 hari, tapi karena sudah ada stok ASIP buat Daanish, pemberian ASI masih bisa terus dilakukan. Awalnya, saya begitu awam untuk meprediksi kebutuhan ASI untuk Daanish selama ditinggal kerja, dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Padahal, setelah dipelajari ulang, ada banyak sumber bacaan untuk membantu para ibu menghitung kebutuhan ASIP bayinya.

Kalau saya dulu, caranya manual sekali. Saking manualnya, jadi malu berbagi di sini. Tapi gpp deh, semoga bisa jadi pelajaran buat para ibu lainnya. Ditulis dalam daftar aja, ya, biar ga terlalu panjang jadinya.

1. Selama cuti, catat jadwal bayi menyusu selama jam kerja nantinya. Lakukan beberapa kali. Buat daftar berdasarkan rata-rata hasil pengamatan.

2. Jika bayi terpaksa harus ditinggal, coba hitung berapa ml ASIP yang diminumnya. Terutama, jika ia meminumnya saat benar-benar haus.

3. Lakukan simulasi ketika bayi seolah-olah ditinggal bekerja. Kombinasikan hitungan volume minum bayi dan jadwal menyusu bayi. Setidaknya, akan didapat gambaran total kebutuhan ASIP dalam sehari selama waktu kerja.

Kalo mau yang lebih akurat, Catatan #AyahASI punya Kalkulator Kebutuhan ASI yang sumbernya dari www.kellymom.com. Gampang, nih, tinggal masukin angka di kalkulatornya, dan taraaa… muncullah perkiraan kebutuhan minum bayi.

Penelitian menunjukkan kalo bayi ASI eksklusif rata-rata dalam sehari minum sebanyak 750ml/hari antara usia 1 dan 6 bulan. Tapi ini hanya ukuran secara rata-rata aja, tentunya setiap bayi memiliki ukuran tersendiri; secara umum variasinya antara 570-900 ml dalam sehari.

Kita dapat menggunakan informasi ini untuk melakukan perkiraan kebutuhan minum bayi, langkahnya sebagai berikut:

• Perkirakan total rata-rata berapa kali dalam sehari (24 jam) bayi minum ASI?
• Lalu lakukan perhitungan ini: 750ml / jumlah total anak minum dalam sehari. Contoh: 750ml / 8 kali minum dalam sehari.
• Hasil hitungan ini paling tidak bisa sedikit memberikan gambaran berapa besarnya kebutuhan bayi anda sekali minum.

Contoh: Jika bayi biasanya minum ASI sebanyak 8 kali per hari, berarti kira-kira rata-rata bayi membutuhkan 93,75ml sekali minum (750ml/8 = 93,75ml).

Setelah itung-itungan di atas, ada satu PR besar lagi yang harus dijalanin: perah dan makin rajin perah!

Saya sudah punya jadwal perah sejak sebelum masuk kerja. Setelah masuk kerja, tinggal ditambahkan saja jadwal perah selama jam kerja. Karena di tempat kerja cukup fleksibel, saya baru meninggalkan rumah sekitar jam 8 pagi, dan sudah menyentuh lantai rumah sekitar jam 5 sore. Bisa dibilang cukup singkat, sehingga saya tidak perlu terlalu banyak perah di kantor. Selain itu, alhamdulillah, produksi ASI cukup tinggi, sehingga dalah sehari saya hanya perah 5-6 kali, dengan jadwal seperti ini:

1. Pukul 06.00-07.00: perah di rumah, perolehan rata-rata 200 ml
2. Pukul 11.30-12.30: perah di kantor, perolehan rata-rata 300 ml
3. Pukul 14.30-15.30: perah di kantor, perolehan rata-rata 300 ml
4. Pukul 17.30-18.30: perah di rumah, perolehan rata-rata 200 ml
5. Pukul 21.30-22.30: perah di rumah, perolehan rata-rata 200 ml
6. (tambahan) Pukul 00.00 atau 03.00: perah di rumah, jika kondisi PD bengkak atau sedang kejar target, perolehan rata-rata 200 ml.

Jadi, dalam sehari saya bisa mengumpulkan 900-1200 ml ASIP. Nah, berapa kebutuhan Daanish? Daanish ternyata tidak terlalu suka menyusu dengan dot. Tolong jangan ditiru penggunaan dot ini ya, Bunda-bunda. Sebab resikonya mahal sekali, dan akan mempersulit pemberian ASI bagi anak-anak kita nantinya: bingung puting. Saya sendiri mengobservasi agak ketat penggunaan dot untuk Daanish. Dot digunakan hanya saat dia bersama pengasuhnya, selebihnya dengan sendok atau gelas. Begitu Daanish tampak malas menyusu langsung, biasanya saya langsung stop penggunaan dotnya. Pernah sampai saya ijin khusus satu hari, demi mengembalikan ritme menyusu Daanish.

Selama saya bekerja, Daanish minum ASIP 400-600 ml. Artinya, saya surplus gila-gilaan dalam “menabung” ASIP. Tapi, mengingat perjalanan menyusui Daanish masih panjang, maka saya kumpulkan saja kelebihan tabungan itu. Takutnya nanti diperlukan saat saya harus dinas ke luar kota, atau penugasan lain yang tidak bisa ditolak. Hasilnya, seperti dalam foto di bawah ini. Pada saat Daanish berumur 4 bulan 3 hari, saya akhirnya menyerah memaksa ASIP masuk ke freezer kulkas dua pintu. Setelah 4 bulan menimbang, saya pun beralih ke freezer khusus ASIP. Tidak tanggung-tanggung, yang dibeli freezer 8 rak dengan mesin 2 PK (yang konon ga perlu ganti freon dan lebih cepet bekunya). Alhamdulillah, saat puncak produksi makanan si Daanish itu justru ketika saya sudah mulai masuk kantor; saat Daanish berusia 3-5 bulan.

Setelah itu, produksi ASI memang naik dan turun. Tetapi karena masih terus-terusan surplus, akhirnya setelah menjejalkan si freezer khusus ini dengan ASIP, freezer di kulkas lama pun kena imbasnya. Sekarang, kedua freezer sudah penuh sesak, dan masih pula ditambah stok ASIP segar di kulkas bawah. Saya tidak punya tips jitu lain selain mangajak para Bunda untuk terus bersyukur, terus konsisten memompa, dan terus memupuk rasa percaya diri. Ingat, produksi ASI adalah mind game. Yakinlah kalo kita bisa. Yakinlah kalo ASI kita pasti cukup. Yakinlah dengan seyakin-yakinnya bahwa Dia tak akan salah mengkalkulasikan “jatah” buat makhluk yg sudah dihadirkan-Nya ke dunia dengan cara yang paling indah. Yakinlah dengan keyakinan paling penuh, percaya dirilah sampai ke titik tertinggi, sehingga kita tidak akan pernah membiarkan ada stok susu formula merek apapun dengan kuantitas seberapapun di rumah kita. Tidak ada sufor, artinya hanya ada kita dan si bayi; hanya ada usaha kita untuk terus memberikan ASI bagi si bayi; hanya ada waktu untuk perah-menyusui-perah-menyusui; hanya ada CINTA dan keyakinan: saya pasti bisa!