[Home Treatment] Common Cold


Daanish sudah dua kali sakit dengan gejala-gejala menyerupai flu; ada demam, ada pilek ringan. Tapi, baru yang terakhir ini ada batuknya. Kasian deh liat bayi sakit. Rewel tapi belum bisa bilang apanya yang sakit atau bikin dia gak nyaman. Biasanya kalau baru demam, saya gak langsung buru-buru ke dokter. Usahain dulu home treatment di rumah. Beberapa poin yang bisa saya bagi untuk penanggulangan rumahan bagi anak dengan gejala awal flu adalah sebagai berikut (dari berbagai sumber):

1. Untuk demam:
– perbanyak asupan cairan, sesering dan sebanyak mungkin. gempur ASI untuk bayi di bawah usia 6 bulan. seling/tambah dengan asupan air putih dan jus buah sesuai usia bayi di atas 6 bulan.
– lakukan skin to skin contact sesering mungkin. dekap bayi dalam dada, makin banyak area tubuh bayi yang langsung bersentuhan dengan tubuh kita tanpa perantara pakaian, makin baik. namun, tetap waspada jika bayi merasa menggigil/kedinginan.
– berikan bayi pakaian yang nyaman, jangan terlalu tebal.
– jangan membungkus bayi dengan bedong atau selimut tebal. hal ini justru akan menghambat panas untuk keluar dari tubuhnya, dan membuat demam lebih sukar turun. jika bayi nampak kedinginan, boleh berikan selimut tipis, dengan rongga udara yang cukup bagi kulit untuk bernapas.
– balurkan ramuan bawang merah/kencur dan minyak kelapa ke seluruh tubuh bayi, bahkan sampai ke tengkuk dan ubun-ubun.
– jika ingin melakukan kompres, sediakan handuk lembut dan air hangat dengan suhu tidak jauh berbeda dengan suhu bayi saat itu. jangan mengompres dengan air dingin. sebab, tubuh akan merespon suhu dingin sebagai masalah, lalu hipotalamus akan memerintahkan agar suhu tubuh dinaikkan lagi. akibatnya, suhu anak bukannya turun, tetapi justru makin tinggi.
– kompres sebenarnya tidak terlalu efektif menurunkan suhu tubuh, apalagi jika dilakukam di tempat yanh salah, seperti kening. kompres di kening lebih bermanfaat ke arah pemberian rasa rileks, ketimbang penurunan suhu. sebaiknya, kompres bagian yang merupakan kumpulan syaraf dan pembuluh darah yang akan bekerja menyampaikan stimulus ke otak, misalnya: ketiak, selangkangan, leher, dan bagian belakang lutut.
– lakukan observasi ketat tentang naik turun suhu. gunakan termometer, bukan hanya rabaan tangan. catat semua perubahan suhu tubuh bayi, detil dan akurat sesuai waktu kejadian. penting juga untuk mencatat tindakan/tata laksana penyembuhan yang diambil saat kejadian berlangsung.
– waspadai demam di atas 38,5 dercel untuk bayi di bawah 3 bulan, atau 39-39,5 dercel ntuk bayi di atas 6 bulan, juga 40 dercel untuk semua usia. pantau dan catat gejala yang tampak. pertama kali Daanish demam, sudah saya berikan parasetamol anak di suhu di atas 39 derajat. namun, setelah mengobservasi ketahanan tubuh dan ritme demamnya, berikutnya baru saya berikan parasetamol jika suhu tubuhnya di atas 39,5 atau 40 dercel.
– hubungi dokter jika terjadi kejang.

2. Untuk pilek/pernafasan tersumbat
– sediakan baskom berisi air panas, atau pemanas air listrik di kamar beberapa buah, teteskan dengan minyak kayu putih, uapnya baik untuk menyegarkan, melembabkan, dan melegakan pernafasan.
– balurkan penghangat di leher dan dada bayi. bisa gunakan balsam bayi, seperti Transpulmin. atau obat tradisional, seperti parutan bawang merah dan minyak kelapa, atau parutan kencur dan minyak kelapa, atau bisa juga dicampurkan dengan minyak telon.
– bersihkan hidung bayi dari cairan yang keluar dengan kain lembut. minimalkan kontak bayi dengan cairan yang mengandung virus tersebut.

3. Untuk batuk:
– perbanyak asupan cairan.
– balurkan penghangat di leher, punggung, dan dada bayi. bisa gunakan balsam bayi, seperti Transpulmin. atau obat tradisional, seperti parutan bawang merah dan minyak kelapa, atau parutan kencur dan minyak kelapa, atau bisa juga dicampurkan dengan minyak telon.
– sediakan baskom berisi air panas, atau pemanas air listrik di kamar beberapa buah, teteskan dengan minyak kayu putih, uapnya baik untuk mencegah udara kering di ruangan yang akan memicu batuk (terutama untuk ruangan ber-AC).
– berikan ramuan jeruk nipis dengam kecap/madu untuk anak di atas 1 tahun. ganti kecap/madu dengan sari jeruk manis atau mangga untuk anak di bawah 1 tahun.
– jika anak cukup kuat terhadap rasa langu (biasanya di atas 10 bulan), berikan racikan kencur parut dan sari buah kesukaan anak yang sebelumnya telah dikukus.

4. Tata laksana umum:
– cuci tangan sesering mungkin.
– jika kita yang terlebih dahulu terkena flu, minimalkan kontak dengan bayi, persering kumur, perbaiki asupan gizi, dan berusahalah untuk sembuh sesegera mungkin. sebab, akan jauh lebih mudah merawat diri sendiri, atau orang dewasa lainnya, ketimbang bayi yang sakit.
– perhatikan kebersihan makanan, alat makan, pakaian, tempat tidur, dan ruangan.
– sering-seringlah membersihkan kipas angin atau filter AC di mana akumulasi debu dan kotoran biasa menumpuk.
– gunakan masker, terutama saat kontak dengan bayi.
– baca banyak informasi baik medis maupun tradisional tentang tata cara penanganan demam umum, sehingga kita mampu menjadi perawat sekaligus pasien cerdas saat penyakit datang.
– demam, batuk, dan pilek BUKAN penyakit. ketiganya merupakan mekanisme alami tubuh untuk mendepak zat asing yang dianggap akan merugikan. jangan keburu panik, jangan berpatokan untuk mengenyahkan gejala secepat mungkin sebelum tau akar penyakitnya, dan jangan BERORIENTASI OBAT saat harus mengunjungi dokter.
– sedikan dokter anda data akurat dan detil, cerdas dan kritislah saat harus mengunjungi mereka, ajaklah merka berdiskusi, dan jangan ragu untuk mencari second opinion untuk penyakit yang diderita.

Saya tidak anti dokter, tapi bahwasannya saya masih menemui banyak dokter mahal yang mudah memberi puyer (obat racikan segala macam kandungan untuk segala macam penyakit dengan segala macam efek samping dan segala macam bahan tidak dibutuhkan) atau memberikan anti biotik sebelum memastikan penyebab pasti penyakit (ingat, virus tidak dapat mati, AB is not working for virus!); membuat saya berpikir beberapa kali sebelum memutuskan untuk mengunjungi dokter. Saya akan terlebih dahulu mengobservasi ketat gejala dan keluhan anak, lalu menggali aneka informasi dari internet, dan memaksimalkan upaya penyembuhan di rumah; sebelum akhirnya pergi ke dokter. Ingat, tetap ada kasus-kasus mendesak lainnya yang membuat para orang tua harus waspada dan secepatnya melarikan anak ke RS/dokter. Dan, itulah pentingnya untuk selalu berusaha menjadi dokter sekaligus pasien cerdas, mulai dari lingkup keluarga. Ganbatte, para Ibu dan Ayah cerdas!